Senin, 09 September 2013

Jambore TAGANA 2011 di Kota Kembang


Foto bersama depan tenda kontingen Sulsel
Peserta dari kontingen Sulsel
 Sejumlah 32 provinsi ikut memeriahkan acara Jambore Tagana kecuali Maluku tidak turut serta karena Gunung Gamalama sedang mengeluarkan awan vulkanik yang mengancam warga yang bermukim dalam radius tiga kilometer. kegiatan ini diselenggarakan di Bumi perkemahan Kiarapayung Jatinangor-Sumedang Jawa Barat. (6-8/12/2011).

Sebelum berangkat kami terlebih dahulu mengadakan latihan bersama para peserta yang nantinya akan menjadi 1 team mewakili provinsi Sulawesi Selatan. 27 Peserta rutin melaksanakan latihan di Dinas Sosial Prov.Sul-sel tentu saja untuk melatih kemampuan, melatih fisik, mental, dan menyatukan semangat sesama peserta. Ke-27 peserta ini pada nantinya akan di ikutkan lomba Dapur umum lapangan, Shelter, Peraturan baris berbaris, pertolongan pertama pada keadaan darurat dan navigasi, vertical horizontal rescue serta peragaan busana daerah.

Istirahat sejenak, jepret dulu
Diantara 27 peserta dari kontingen sul-sel hanya ada tiga orang wanita yang ikut serta pada kegiatan ini. Sangat senang rasanya bisa ikut berpartisipasi pada kegiatan jamore kali ini apalagi bisa jadi perwakilan sul-sel.
entah mengapa saya dipilih untuk ikut serta, padahal pada saat itu saya tidak berada di wilayah makassar sebab mengikuti kegiatan KKN di Kab. Bantaeng.
Kriing.... Kriiing... HandphoneQpun berbunyi ada telpon dari seniorku "dek,kamu mau ikut kegiatan jambore tidak, tetapi di seleksi dulu". Rasa bingung, galau, banyak pertanyaan yang tertampung, cemas, semua jadi satu. esokan harinya aku meminta ijin ke keluarga dan di ijinkan. akhirnya aku mengikuti seleksi dan latihan pra-jambore di kantor Dinsos Sulsel. Setelah kuranglebih seminggu latihan dan saling mengenal sesama peserta maka kamipun berangkat tujuan Cengkareng,jkt.

Sebelum berangkat.. keep smile dulu
Kondisi cuaca berawan mengiringi perjalanan kami hingga sampai di tujuan pertama, dan selanjutnya kami harus menempuh perjalanan sekitar empat jam menuju lokasi perkemahan Kiarapayung-Jatinangor dengan menggunakan bus pariwisata.
Capekk.. Ngantuk.. pengen rebahan semuanya di inginkan oleh para peserta tetapi semua itu tidak terlalu terasa mana kala 3 orang pendamping dari kontingen Sulsel terus menyemangati sambil sesekali meneriakkan yel-yel dalam bus.
tttzzzzzzz... tttzzzzzzzz....... rupanya banyak yang tertidur dalam perjalanan menuju kota kembang.. hingga akhinya banyak yang iseng mengabadikan foto2 peserta yang tertidur. 

Tak terasa kurang lebih empat jam menempuh perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta akhirnya tiba ditujuan. para peserta dari kontingen kamipun segera bergegas mengambil perlengkapan dan atribut untuk memperlihatkan kesan pertama kepada panitia penyelenggara dan peserta lain dari seluruh Indonesia. Kontingen kami dapat dikenal dengan mudah meskipun melihat dari jarak jauh, kostum berwarna orange yang kami gunakan semakin membuat para peserta dan pihak penyelenggara seakan berkesan melihat warna berbeda yang kami tonjolkan.

Dengan slogan "Ewako Sulsel" kamipun sampai pada tujuan kami selanjutnya yaitu registrasi peserta dan selanjutnya di arahkan kelokasi perkemahan (tempat nginap).
Cuaca dingin dan berkabut membuat kami seakan mendapatkan tantangan baru untuk segera bersahabat dengan alam, cuaca yang sangat berbeda dengan kota daeng.

Bendera Pataka Kebanggaan kami
Tiba saatnya upacara pembukaan dimulai setelah semua peserta se-Indonesia berkumpul disitulah aku tersadar bahwa betapa bangganya menjadi anak Tagana yang mempunyai banyak saudara. dengan adanya kegiatan Jambore Nasional  Taruna Siaga Bencana (TAGANA) ini bisa dijadikan ajang silaturahmi nasional serta menjadi ajang mengasah keterampilan dan ketangkasan dalam hal penanganan bencana dengan segala spesifikasi yang dimiliki Tagana sebagai relawan yang telah mewakafkan dirinya untuk kepentingan pertolongan, penyelamatan dan advokasi sosial.

 Pada saat kegiatan Jambore ini berlangsung saya mendapatkan amanah untuk bergabung di tim Vertical Horisontal rescue bersama 5 orang rekan dan sungguh sangat disayangkan karna saya merasa kurang percaya diri untuk bergabung di tim tersebut, secara latar belakang yang saya miliki memang bukan dibidang tersebut hanya saja saya memang hobby untuk melakukan aktifitas dibidang tersebut, dengan diyakinkan oleh pendamping dan peserta lain akhirnya saya bergabung di tim tersebut, walaupun sebenarnya harap-harap cemas merasa takut jika dalam pelaksanaan lomba nantinya saya tidak bisa berpartisipasi secara aktif dalam tim.

setelah dua jam berlalu akhirnya pelaksanaan yang tadinya diperlombakan dilapangan berubah di ruangan yang tak berdinding. semuanya berjalan lancar, sewaktu briefingpun saya mempertanyakan tugas yang akan saya lakukan pada saat pelaksanaan lomba. keringat demi keringat bercucuran hingga membuat baju yang saya kenakan basah.

Team Vertical Horisontal Rescue (oranges) saat sebelum pelaksanaan lomba

Kini saatnya tim sayapun mendapatkan giliran, dengan waktu yang sangat terbatas kamipun berusaha semampu kami untuk melaksanakan amanah ini semaksimal mungkin. sayang pada saat itu hasil juaranya tidak langsung di umumkan melainkan pada saat penutupan nantinya. Dengan kondisi badan yang lelah serta rasa kantuk yang datang akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke tenda bermaksud untuk beristirahat sejenak.

Tak terasa beberapa haripun berlalu dan tiba saatnya upacara penutupan berlangsung di Lapangan Gazibu, Bandung. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, serta yang mewakili Menteri Sosial RI, DR. H. Salim Segaf Al’Jufri, MA. Saat pengumuman juara lomba Kontingen kami tak mendapatkan juara dan yang meraih predikat juara umum yaitu dari perwakilan Tagana Propinsi Jawa Barat. Tak banyak kata-kata yang bisa kamiutarakan pada saat itu hanya mengelus dada sambil berteriak dalam hati "Kontingen kamipun juga juara". Betapa bangga rasanya mengikuti kompetisi ini dan bisa menerima segala keputusan dari pihak penyelenggara. yang terpenting ialah kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dalam kesiap siagaan setiap bencana yang datang. Tagana tidak hanya harus cekatan dan siap di lokasi bila terjadi bencana di seluruh Indonesia, tapi juga harus mahir navigasi, survival serta memberikan bantuan dalam medan yang sulit.
_Aku Bangga menjadi anak TAGANA_

Karena banyak yang menggunakan baju adat dari daerah masing-masing, saya dan kak yaya tak mau melewatkan kesempatan ini dan inilah aksi moment yang kami abadikan bersama kawan-kawan tagana yang menggunakan baju adat daerahnya. 
_ Keep Smile For Us _








Kegiatanpun selesai selamat jalan kota kembang, semoga di lain waktu aku bisa berkunjung ke sini lagi mungkin dengan moment yang berbeda, saatnya pulang ke kota Daeng dengan sejuta senyum kebanggaan.

Tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar



1 komentar: